KUMPULAN PUISI MOSES FORESTO JANUARI 2006

Lelah
Januari 2006

perut mulas, dingin
lutut bergetar, semua tak kuingin
sendiri, jauh-jauh

sepi adalah nikmat
sepi tak kunjung kudapat
gundah adalah sahabat
sahabatku hatiku
hatiku pengkhianat!

Merdeka si Budak
Januari 2006

Kala kepiting masuk jala
Tak lebih merdeka burung pipit di kolam
Tak beda aku di gelap buta
Kendati merdeka, tak lain budak dalam kelam

Si Kumbang
Januari 2006

Kumbang kepik di telapak daun
Kumbang bebas tak dapat turun
Sayap patah
Kumbang tua lelah payah

Kumbang pasrah rela berserah
Mata menyala memerah saga
Kaki bertaut tak lelah berpijak
Hujan deras tak lantas beranjak

Kupu-kupu dan Kunang-kunang
Januari 2006

Kupu-kupu lumpuh tersedu-sedu
Menahan rindu melawan jarak
Kunang-kunang menyala datang merayu
Menahan nafsu gelombang bergejolak

Binatang kau, binatang aku
Ku mau, kau pun hendak, tak perlu dalih
Kau dan aku diberiNya nafsu
Kau dan aku, harus memilih…

KataNya dan Kataku
Januari 2006

KataNya segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku
Kataku aku percaya
Kataku aku mau ikut Dia
Katanya mari datang padaKu
Kataku dan beribu-ribu kali berkata-kata: aku mau ikut Kau!
Kataku dan ribuan kata lainnya: aku mau ikut Kau!
Sampai kapan aku hanya berkata-kata?

Sibuk Dengan Kulit
Januari 2006

Sibuk lagi, rusuh lagi
Bedak lagi, gincu lagi
Kulit berkoreng berkerak nanah kering
Bedak lagi, gincu lagi, tutupi semua!

Selapis lagi kain terindah
Sewarna lagi yang terbaik
Dalamku sesak
Lapisi lagi lapisi terus
Belitkan dusta terbaik
Bungkuskan kemunafikan
Jangan ada kejujuran
Tunggu meledak
Biarkan meledak
Hancur bersama

Miskin
Januari 2006

Tak punya apa-apa
Tak punya siapa-siapa
Tak punya dimana-mana
Tak punya alasan; untuk apa?

Segala kupunya
Semua kumau
Aku punya banyak tiada
Aku mau tak satu jua

Tiada itu tanpa berat
Lepas aku ditindih tak punya
Mau-mauku menjerat
Kaku keram tanpa rasa

Surat
Januari 2006

Surat dusta surat jumawa
Tinggi goyang doyong rebah
Merangkak merambat habis daya
Lutut lemah berlutut berdarah

Jatuh di becek, lumpur gelap berbatu
Bertopang di tanah licin berlumut, dagu terbanting, surat selamat
Tangan dimana, kaki tak mau tau, surat di tangan jerat di kaki
Surat terkepal, surat jadi bubur, sirna jumawa, tak jua terbantu

Ya, Benar
Januari 2006

Benar lagi, benar saja
Kumohon ampun, aku salah
Tebalkan lutut, tengadahkan tangan
Nyata aku, salah lagi

Sakit dididik itu
Lemah, lelah, mentah
Keras, hancur
Tinggi, ditebas
Jatuh, sakit

Berlutut, mendongak, menengadah
Tunduk, merunduk, beralas diri
Telentang, damai
Terbuka, sejahtera

Lalu, nanti?
Januari 2006

Kala itu indah
Kala itu bahagia
Engkau adil, aku tidak
Aku buta, Kau tidak
Lalu gelap, sirna

Kasat mata itu maya
Yang maya itu pernah nyata
Yang maya mengiris jiwa
Yang nyata membelah mata

Nyatanya, apa yang nyata?
Kala mata terpejam semua jadi maya
Kenyataan hanya sekejap mata, menyentak jantung
Kemayaan hanya sepanjang hidup, melukai hati

Ya
Januari 2006

ya… iya… iya… iya…
kutrima saja
diam pun iya
lari pun iya

kuasakah menolak? kuasakah merubah?
selangkah ke depan saja kutak tahu ‘kan kemana
isi hati diri pun tak kuasa kuatur
tanpa daya, ya…iya…iya…iya… saja!

Ampun, Jangan!
Januari 2006

ampun, jangan lagi!
biarkan kulari hilangkan diri
diam
sepi
hilang hati, hilang diri

beri aku waktu
beri aku harga
beri aku daya
secukupnya, hanya untuk tahu bahwa aku ada

Ingin
Januari 2006

Andaikata iya, jika aku semut
Andaikata iya, jika aku burung
Andaikata iya, akankah aku lebih bebas?
Andaikata iya, jika saja tidak

Bayangan Pikiran & Bayangan Diri
Januari 2006

Bayangan disiksa lebih menyiksa daripada siksaan
Bayangan makan lebih nikmat daripada makanan
Bayangan sedih lebih menyakitkan daripada sedih
Dalam jiwa yang gelap tak ada bayangan
Terangnya jiwa menampakkan hati

Bayangan jalan itu melelahkan
Bayangan arah itu menyesatkan
Bayangan jiwa itu menggilakan
Bayangan diriku memalukan! menjauhlah!

Aku hanya ingin gelap, dalam gelap aku ada
Aku tak ingin terang, dalam terang aku tiada
Gelap memberikanku banyak, semua kupunya
Terang mengambil semuanya, dalam terang semua tak kupunya

Gelap membunuhku, terang menghidupkan
Terang mengecewakan, menyatakan
Terang menampakkan, mencampakkan
Terang menjadikanku sampah! enyahlah!

Karena bayangan pikiran itu nyata…
Kala hati menuntut, kala hati terbuka
Dalam gelap atau terang

Karena bayangan diri itu semu…
Kala mata terbuka, kala terang menerpa
Hanya dalam terang

Semuanya semu dan semuanya nyata
Tak ada yang semu dan tiada yang nyata

Semu dan nyata hanya bertumpu pada makna

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s