(1+1)+1=4

(1+1)+1=4

(1+1)+1=4

CELOTEH TIGA RAJA

Raja Merak :
Akulah raja, rakyatku hamba
Aku raja, rajanya umat
Ikutilah kami, umatku beda,
Tirulah kami, rakyatku taat

Jazirahku sebaik-baiknya tanah
Tak bercacat tak bernoda
Rakyatku rakyat penyembah
Umatku umat percaya

Sebaik-baiknya warna, warna kami
Sebaik-baiknya tanah, tanah kami
Kami pemilih warna terbaik
Kami pemilik tanah terbaik

Hanya kami yang benar, lainnya salah
Hanya kami yang baik, lainnya sesat
Hanya kami yang boleh tegak, lainnya patah
Hanya kami yang suci, lainnya bejat,

Ikut, ikutlah kami, kalian kan selamat
Turuti kami, kalian tak kusesah
Tiru kami, puja-puji kau dapat
Tunduk pada kami, kalian kusembah

Raja Tega :
Rakyatku rakyat bersih tanpa cemar
Umatku umat suci mulia
Aku raja, raja terbesar
Aku raja, rajanya surga manusia

Kaumku berdarah emas
Berak emas, kencing emas, muntah emas
Umatku umat suci
Tahinya wangi, kencingnya murni

Tak ada pilihan, kecuali kami
Tak ada jalan, hanya kami
Tak ada kata tidak
Tak boleh kami kau tolak

Jamah kami kau kubelah
Cegah kami kau kubakar
Marilah, mari sembah
Sesembahan kami paling benar

Ikut kami, kalian terlindung
Turut kami, kalian aman
Tolak kami, kalian kupancung
Semua yang tak serupa kami, setan!

Raja Kodok :
Groooook… grooook… ampun, wai raja-raja
Kami hanyalah kodok
Lahir tak bisa memilih rupa
Tercipta jadi kodok groook… groook…

Hidup di dua dunia
Dunia tahan, dunia air
Tumbuh di dua alam
Alam umat durjana, alam kaum pandir

Biarlah kami tetap kodok groook… groook…
Kami yang goblok, biarlah goblok
Goblok kami bukan karna memilih, terima saja, usah berdalih
Goblok manusia, manusianya sendiri memilih

Kita memang beda, tak bisa ditolak
Kau raja merak, jadilah merak
Kau raja tega, jangan beranjak
Usah berontak, usah mendesak

Kau raja merak dan kau raja tega
Tahi kita semua tetaplah tinja
Busuk tak terperi
Kalaulah emas, kalungi sendiri, kalaulah wangi, makanlah sendiri

Kau raja merak dan kau raja tega, urus istanamu sendiri,
Baikku, baikku, baikmu, baikmu
Telingaku memilih yang kudengar, mataku memilih yang kulihat
Aku kodok, tetaplah kodok, kau merak tetaplah merak

Raja Merak dan Raja Kodok :

Dan kau manusia tetaplah mulia
Biarlah sombong dan goblok milik kaum kami
Hakikatmu wai ciptaan utama, makhluk cendekia
Usah kau berbinatang diri

Kau berpikir, kami bernaluri
Tubuhmu purna indria, jiwamu jiwa mulia, Rohmu roh sempurna
Kau terlahir bersama hak memilih, kau pula menjalani
Kami tak kuasa beralih rupa, tak kuasa berbesar jiwa

SIKLUS

tertawa dengan lelehan air mata, masa lalu menyeruak benak
hidup-lahir-mati-dikubur-hidup, selamanya teratur
selamanya tertawa pongah atau malu dikipasi tahi

yang lalu bergerak maju, masa depan melangkah mundur
teratur membawa panah menuju diriku kini

hari ini biarlah diam menerima rajam
tiada terang, tak pula kelam
tanpa siang tanpa malam
hidup hanya senja, jelang berakhir waktunya dunia
peralihan hari kedua setelah pagi penuh warna

hidup hanya punya dua masa
pagi untuk lahir dan senja untuk tahir

KEMANA

rencana,
kemana?
berhenti tunduk menekuk, sibuk duduk-duduk, meringkuk, terpuruk

bekerja, bergiat
berserah, bergiat
mulaikan gerak, tegak menanjak, merombak, melonjak

buka mata, pasang sikap
lontarkan tangan,
tundukkan gerak, tegakkan tengkuk, sibakkan cambuk

urai, lepaskan
simpul di ujung buhul, gantung
lingkarkan di leher, pisahkan kepala, buang jauh ipuh di benak dari tubuh

Ungaran, Desember 2009

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s