Serial Fabel Nonsense Bagian 1: “Negeriku Kini”

Anjing Kepala 2

Anjing Kepala 2

1.

Anjing kepala dua

Mencari Naga

Kelola Negara

Tak bisa melengkung

Hanya ditelikung

Bebas terkurung

Tinggi lancung melambung

Terhempas limbung…

Karena emas pemimpin terpasung

Sisakan rakyat belatung

Satu-satu dipancung

Lupakan diri, nonsense cogito ergo sum, mendingan linglung

Anjing Ekor Buaya

Anjing Ekor Buaya

2.

Anjing penjaga berekor buaya

Pemangsa rakyat harapan bangsat

Anjing gembala harapan bangsa

Domba disikat, hukum dikerat

Anjing penjaga, anjing khianat

Wasit diterjang, tuannya diserang

Anjing bejat, anjing laknat

Tuan dijilat, tuan dilumat

Anjing kurap pemburu emas

Kejar suap peramu culas

Belatung diperas, bintang jadi pedang

Domba ditindas, seragamnya alatnya berdagang

Pelanduk Ekor Ular

Pelanduk Ekor Ular

3.

Pelanduk licik berseragam apik,

berekor ular cerdik

Waspadai jika balik berbaik-baik,

mengembik seraya kentutkan kata-kata tengik

Jika tertindas, jangan mengadu

Datang melapor kau dicekik ditipu

Wajah sendu nan apik

Berganti rupa ular munafik, bukannya dibantu, kau dicabik-cabik

Ular perayu, pelanduk memelas

Katak terjebak, kumbang ditumpas

Air susu dibalas air tuba, salah memilih salah menduga

Pelanduk manis dikira utusan surga

Ekornya mematuk, tumpahkan bisa di atas luka

Pelanduk manis prajurit neraka

Pimpin negara alas angkara

Penumpang istana halalkan dosa

4.

Keladi gatal tumbuh subur

Bersisian singkong beracun

Petani bersyukur impikan makmur

Mati mendongak di batas kebun

Pupuk habis air pun kering

Sekering janji beringin rindang

Di birunya langit mendung, angin berpusing

Pening menunggu nyatanya nyanyian bintang

Bagai air di daun talas

Talas tandas, sisakan racun keladi

Bergabung penjudi dan si culas

Bintang – Beringin seuang tiga tali,

Katanya berbeda, akhirnya sama saja

Gemar memeras banyak berdusta

Nafsu berkuasa, tebar janji-janji mantra-mantra

Saat ditagih bersalin rupa srigala

Bintang bertanduk,

beringin pun layu membara

Rerumputan hijau hangus terbakar jumawa

Lupa diri lupa segala,

akar tertipu, batang tertawa

Buah pahit terpencar,

pucuk layu racun disebar

5.

Kutu busuk diberi jubah raksasa

Memegang pedang menggenggam palu

Tikus buta menjaga kitab, kitab sakti martabat bangsa

Babi mengaum laksana singa, semua dia tahu, semua dia mau

Garuda menangis tak kuasa tanggung malu

Pedang silat lidah, sidang para penanggung tulah

Tawar menawar di balik jubah

Kitab dibakar uang bicara

Palu diketuk, bedebah pun tertawa

Hidung Hukum Pinokio Bohong

Hidung Hukum Pinokio Bohong

6.

Jika benar saja hukum Pinokio untuk dusta

Monyet-monyet pun berhidung mancung

Tak ada lagi menteri bermuka rata

Kaum pesek habis dipancung

7.

Siapa raja siapa rakyat? mana penguasa mana hamba?

Jalan negara bukan jalan raja, jalan raja jalan sang penguasa

Partai raja bukan pemilik bangsa

Partai hamba bukan pula perongrong penguasa

Sibuk berdagang kaum kusir partai

Berebut kursi, si bodoh terbantai

Partai kusir partai pedagang

Pandai bertabir simulut jalang

Berkilah kusir membawa damai

Berbujuk-bujuk pura-pura bertikai

Kuda Partai Catur

Kuda Partai Catur

8.

Bersidang kaum pewakil catur partai raja-raja

Partai segala, koalisi hitam putih

Bukan kuda bukan pula zebra

Tak kotor, tak pula bersih

Atas abu-abu bawah berkabut

Kanan tak jelas, kiri samar-samar

Pantat di muka, muka di buntut

Hati di buah zakar, nurani buyar

Koal-“isi”, koal-“kulit”

Mari bersatu bagi-bagi duit

Koal-“isi”, koal-“kosong”

Bagi-bagi kuasa lalu nyolong

Zebra loreng zebra catur

Mari mencoleng, mari kita atur

panglima loreng panglima catur

Mari mendompleng lalu kaburrrrrr……….

(ditulis tanpa alas, dari kapal tak bernama di lautan bebas tidak jelas…, MosF, 02072010)

9 thoughts on “Serial Fabel Nonsense Bagian 1: “Negeriku Kini”

  1. ses, ikam sudah jadi orang “Gila” sekalinya lah.
    Kalo ikam ku puji aku gair, kalo pina jadi kada pantas lagi kita bakawal, tapi mun kada mamuji, baarti aku pulang mangaramputi diri.
    Jujur ses, tulisan wan lukisan ikam tu, sudah ma ulah ikam sejajar wan bubuhan wali-wali, kritik ikam wan bubuhan pengelola negara ni, mewakili suara jelata berataan, ikam sdh kaya pertapa dengan getaran halus jiwa, jangan berubah bro, ini jalan ikam, aku bedoa ja mudahan ikam sihat tarus, biar sambung puting kadapapa.
    Catatan : maaf ngaran ikam kutulis pakai harus halus aja, supaya ikam tetap kaya bahari ja, masih halus dibanding lawan aku, salam wan anak bini lah. ORDI

  2. dahsyat.. maknanya dalem juga nih ( menurut pandangan saya), ada baik ada buruk.. kalo boleh saya mengartikan gambar pertama anjing kepala dua, IBARAT kalau di pemerintahan ni yaa, jika ingin berjalan baik, maka kedua kepala ters

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s