Lukisan: “Tenang dalam pelukan Roh-Nya”

"Tenang dalam pelukan Roh-Nya"

"Tenang dalam pelukan Roh-Nya"

“Tenang dalam pelukan Roh-Nya” (Moses Foresto, 2010) Oil on Canvas, 150cm X 190cm.

Tenang dalam pelukan Roh-Nya

Bumi kian gerah, sesak oleh hawa benci dan amarah

Udara beracun, badai api nafsu menggelora

Tanah menganga membara, siap menelan mentah-mentah

Dimana lagi kuharus berpijak?

Dengan apalagi kuharus bernafas?

Bagaimana kuharus hidup?

Buat apa kuhidup jika hanya untuk ditelan musuh?

Sedang hidup saat ini adalah penentu pilihan

Abadi bersama musuh dalam kelam nan ganas,

atau hidup dalam Dia dengan sejahtera melimpah

Sejauh mata memandang hanyalah gelap dan kobaran api

Titik-titik terang dimana-mana ditelan api, sisakan abu dan asap

Semua nyata, senyata diriku dan senyata panas menghanguskan

Lalu musuh dan berlaksa-laksa pasukan datang memburu

Lalu terdengar ajakan:

“Jangan panik atau takut. Tetaplah tenang. Pejamkan mata, hanya di dalam Roh dan kebenaran kau selamat!”

Kupejamkanlah mata dalam doa pada-Nya,

Lutut tertekuk dalam segala sesal dan ucap syukur

Kusujud memuji dan menyembah, hingga kutemui:

Hanya dalam Roh, bahaya nyata sirna

Hanya dalam Roh, api terangmu yang sejuk kian nyata mengatasi segala nyala api

Hanya di dalam Roh, aku dimurnikan, diberi ampunan pendamaian

Lalu Ia semakin erat memeluk aku

Aku pun hidup.

MosF, Ungaran, 21 Agustus 2010

Inilah proses pembuatan lukisan.

Garap lukisan "Tenang di pelukan Roh-Nya"

Garap lukisan "Tenang di pelukan Roh-Nya"

Billy kecil pun ikut membantu bersama kakaknya Yana Priskila dan Ima Jemima. Ha ha ha… thanks guys!

Dari geladak kapal penuh BerKaT (Bersyukur Kepada Tuhan!), Agustus 2010.

LUKISAN “DIALEKTIKA MEMBURU MATAHARI”

Dialektika Memburu Matahari

Dialektika Memburu Matahari

“Dialektika Memburu Matahari” (Moses Foresto, 2010), Oil on Canvas, 70cm X 90cm. 

DIALEKTIKA MEMBURU  MATAHARI

Kaum Pengejek:

Lihatlah lihat, para pemburu mentari

Paksakan diri abaikan rasa

Mendesak asa lampaui jenjang diri

Tebar kuku maut abaikan nurani

Memburu matahari, mengejar nikmat

Abaikan selamat, lupakan hari

Kejarlah kejar wai pelaknat!

Usah jerih demi puncak mimpi

Burulah buru semua pemberian

Lupakanlah, lupakan Sang Pemberi

Sibukkan diri dengan ujian

Akankah lulus di akhir hari?

Kaum Pemburu:

Nafas memburu, menggelegak darah

Mendidih di urat nadi renta

Kini ku adalah tanah

Benarlah adanya, semua yang di bawah  matahari adalah sia-sia

Hidup singkat, hanya sekali

Aku bukanlah penyia-nyia, tak mau pula tersia-sia

Diam atau berjuang, aku ‘kan mati

Biarlah meleleh raga, tak tersia-sia jiwa asalkan matiku  menggenggam matahari

Gembala Kodok:

Kebenaran tak terbatas, namun harus dibatasi

Terbatas namun tak boleh terkucil

Kebenaran pasti teruji, namun jangan terkunci hasil uji

Sebab pandangan mata menipu dan pikiran tak pernah adil

Lurusnya garis dan indahnya warna takkan terlihat sama oleh setiap mata

Rasakanlah dengan hati, biarlah masing-masing hati memberi makna

Usah risau wai Kaum Pengejek, tak mengapa kalian abaikan mimpi

Usah galau wai Kaum Pemburu, tak mengapa kalian dewakan mimpi

Sebab kita manusia bebas memilih

Bebas berpikir dan meyakini

Tak harus masa lalu dan buku membuat jerih

Leluasa pula tersandung dan bangkit lagi

Sebab satu-satunya kebenaran yang pasti hanyalah Dia, Sang Pemberi

Sedang pemberiannya adalah kefanaan yang pastilah tak pasti,

Kecuali setiap jiwa, tercipta oleh kasih Ilahi

Untuk saling memberi dan menghargai…

Dari Kapal di Lereng Gunung Ungaran, Malam 17 agustus 2010

MELUKIS LAGI…

Bersama Bill & 3 lukisan baru

Bersama Bill & 3 lukisan baru

Lukisan terbaru, selesai sejam yang lalu.

1. Peaceful Cells & Angry Cells (Oil on Canvas, 100cm X 150cm).

Peaceful Cells & Angry Cells

Peaceful Cells & Angry Cells

2. Flirting Flowers (Oil on Canvas, 100cm X 150cm).

Flirting Flowers

Flirting Flowers

3. Woodgrain #1. Fight for Living (Oil on Canvas, 100cm X 150cm). Terjual, Thx 4 Bp. Andreas, Banjarmasin.

Woodgrain #1. Fight for Living

Woodgrain #1. Fight for Living

AKTIVITAS DI JAMNAS SENIRUPA NASIONAL XV

Selama mengikuti Jambore Seni Rupa Nasional XV di Pasar Seni Ancol, kegairahan berkarya terpicu oleh kebersamaan dengan sesama pelukis, tetangga stan.

Berikut ini 4 karya yang dibuat pada hari pertama hingga ketiga. Selamat menikmati.

Ekor Merak

Ekor Merak

“Ekor Merak” Moses Foresto, 2010, Mixed Media on Canvas, 70cm X 90cm.  Terjual & Ekor Merak sudah terbang jauh ke Kalimantan Timur…

Adu Bego

Adu Bego

“Adu Bego” Moses Foresto, 2010, Mixed Media on Canvas, 80cm X 100cm.


Jambore Pasar Seni Ancol 2010

Jambore Pasar Seni Ancol 2010

“Jambore Pasar Seni Ancol 2010” Moses Foresto, 2010, Mixed Media on Canvas, 70cm X 90cm.


Lorong

Lorong

“Lorong” Moses Foresto, 2010, Mixed Media on Canvas, 70cm X 90cm. Terjual. Thanks to Bp. Andreas, Banjarmasin.

Inilah foto-foto lain selama kami di Pasar Seni…

Mbah Gunadi Melukis

Mbah Gunadi Melukis

Mbah Darto Makan Bakpao

Mbah Darto Makan Bakpao

Mbah Dodo

Mbah Dodo

Nyong & me

Nyong & me

Mas Eko Dongeng Terlelap

Mas Eko Dongeng Terlelap

kontes bina rangka

kontes bina rangka