Kali ini saya coba kombinasikan 2 gaya stroke untuk abstraksi yang berbeda dalam satu lukisan.
Selamat menikmati.
Just finished 10 minutes ago, a gift for my own birthday… really hate it when the blue feeling come by & teasing me for her.
Yea, she’s the only one could make me so… the only felicitation that I always waiting for in every single birthday…
Hey! where’s my annual well wisher?
“Blow Blue Blown!” (Moses F, October 2010), Oil on Canvas, 95cm X 150cm.
Blue invasion… blue is everywhere,
Blue could be holy white, blue could be cool green,
Blue could be hot red, blue could be stinky yellow,
Blue could be damned tricky, blue could be traitorous,
Blue is every color, blue is daltonism,
Blue could be a film, blue could be your feeling,
Blue flu, glue blue, true blue, blue me, blew you!
(MosF, October 23rd 2010)
Guys, saya pikir (jangan terlalu dipercaya) membaca itu sama seperti mengorek telinga. Prosesnya enak dan membuat pendengaran jelas, serta bikin cerdas karena bikin tahi telinga yang banyak bikin bloon hilang. Tapi tentu saja saya sarankan Anda jangan mengorek mata supaya jadi cerdas, he he he…
Untuk itu, teman-teman, saya mulai menambahkan satu halaman baru di situs ini, yaitu:
https://lukisanmoses.com/art-books-library/ (terletak di kanan atas halaman).
Di dalamnya akan ditemukan isi seperti ini:
First of all: Thank you very much internet archives, Mr. Guttenberg, Mr. Microsoft, etc, for the precious books.
Well, guys, here’s our art & art history books. I just can upload maybe one or two books in a week, but I will always try to add more.
Sharpening or blurring your views? Up to you!
I am not a real painter, I’m just a narrator of symbols & ornaments, but all this books helps me much in creating paintings as a symbolic narrations & also appreciating others narrations.
I did some researches on indigenous Indonesian & correlated South-East Asian local wisdom, tribal, & ethnic symbolism ornaments; and these books helps me to translate those great pure pieces to enrich nonsense about modern aesthetics, ha ha ha…
All for the phylosophy of “asem kepret” ha ha ha… define your own word for “asem kepret”.
Here’s our first 3 books, for this October 2010.
Just click on the title & enjoy your self.
1. The Appreciation of Painting / Percy Moore Turner
274 pages. Another perspective, helps us to understand pictures.
2. The Building of Picture/ W.L. Judson
106 pages. The vital qualities, the techniques, composition & the painter.
3. The Art of Caricaturing/ Mitchell Smith
104 pages, a series of lessons, covering all branches of the art of caricaturing
I’ve spent few years to collect many digital books, e-books, clippings, etc from legal sources in a legal way, for non comercial purposes. If this happened illegally, sorry for that. Just tell me and I will fix it up. Please accept my apology.
Klik saja menu halaman dan kemudian pilih buku-bukunya. Saat ini saya baru upload 3 (tiga) buku dan akan terus ditambahkan.
Semoga bermanfaat, dan jika terasa demikian tolong berikan tanggapan balik lewat komentar Anda.
dari kapal di lereng gunung, MosF, 22 Oktober 2010
Inilah 2 karya pembawa narasi simbolik yang mungkin saja bias karena tercampur dengan suara hati sebagai anak kampung. Darah Dayak yang mengalir sedikit banyak membuat sudut pandang objektif bercampur dengan sentimen subjektif, pengaburan logika oleh kasih dan sedikit amarah. Sepertinya, atas nama seni, semua ini jadi sah-sah saja. Dan meski demikian, tetap saja saya merasa tak leluasa untuk menggunakan beberapa ornamen sakral yang sedemikian mistis dan dijunjung tinggi, sehingga dalam karya yang pertama, yaitu abstraksi lukisan “Batang Garing Kinan Uret” yang artinya “Pohon Kehidupan Dimakan Ulat” tidak disertakan ornamen seperti burung Tingang, Belanga, Matahari dan Buaya.
“Batang Garing Kinan Uret” (Moses F, Oktober 2010), Oil on Canvas, 140cm X 290cm.
Batang Garing yang bagi masyarakat Dayak Ngaju khususnya, penuh dengan perlambangan kosmos, adalah mitologi yang diyakini kebenarannya sebagai ungkapan kisah Genesis dan simpulan eksegesis atas tutur lisan “Tetek Tatum” mengenai asal-usul alam semesta serta hukum-hukum keseimbangan kosmik.
Jika dibandingkan dengan Pohon Kalpataru, Gunungan atau bahkan Tree of Life-nya kaum Yahudi paganis Kabbalist & kitab kuno Talmud, “Batang Garing Belum” memiliki keluasan dan kedalaman yang berbeda. Mungkin pemahaman kita akan sedikit terbantu jika telah terbaca karya Prof. Santos tentang Atlantis, atau Stephen Oppenheimer dengan karya fenomenalnya,“Eden in the East” , menyebutkan ada kebudayaan “tree of life” tertua di dunia di daratan yang sekarang diperkirakan adalah pulau Kalimantan. Masanya diperkirakan sekitar pada tahun 8.000 SM. Lebih tua daripada kebudayaan Mesir.
Sedangkan pada karya kedua, lebih sebagai ungkapan keprihatinan ketika berkelana ke pedalaman Kalimantan yang kaya.
Dalam pemaknaan ambigu yang seiring, “Mangaramak Bawi Lewu” terjemahannya adalah “Mencakar Gadis Desa” bisa dimaknai secara harfiah sebagai menodai gadis desa, atau makna simbolik sebagai mengeruk dan merusak tanah Dayak. Bukankah keduanya terjadi berbarengan?
Tanah dirusak, diambil kandungannya; gadis desa pun dirusak, dinodai kandungannya. Mengambil yang baik dan meninggalkan kerusakan.
Selebihnya, silakan memaknai sendiri, karena pada hakekatnya makna bukan terletak pada karya benda, tapi pada persepsi masing-masing pelihat.
Syair di atas dapat diterjemahkan begini:
Ramai-ramai kawanan monyet dan beruang mencakar gadis desa
Jika perisai lapuk, tenggelamlah jalanan dan sungai hingga ke hulu
Kalau menjahit kain, janganlah gunakan benang lapuk
Mari kita semua, jangan lupa mengangkat martabat
Dari kedua lukisan itu, muncul harapan bagi seluruh penghuni tanah Dayak serta pemerintah, terutama Kalimantan Tengah agar tak kita lantas menjual murah tanah pusaka. Bukan karena tanah itu sedemikian sakral, namun terbukti bahwa perusakan yang terjadi telah pula merusak sakralnya kehidupan di atasnya.
Dari tanah perantauan, MosF, 18 Oktober 2010.