Baru diselesaikan, lukisan “Pemuja Pohon”cat minyak di kanvas berukuran 100cm X 140cm. Dijual dengan harga Rp.9.000.000,-
Informasi hubungi indoartwork@gmail.com.
“Pemuja Pohon”, oil on canvas, 100cmX140cm, Moses, Aug. 2016.
Baru diselesaikan, lukisan “Pemuja Pohon”cat minyak di kanvas berukuran 100cm X 140cm. Dijual dengan harga Rp.9.000.000,-
Informasi hubungi indoartwork@gmail.com.
“Pemuja Pohon”, oil on canvas, 100cmX140cm, Moses, Aug. 2016.
Berikut karya yang baru saya selesaikan, berjudul “Link”. Dibuat dengan cat minyak di kanvas berukuran 8ocm X 100cm.
Kontak indoartwork@gmail.com, SMS 085292333460.
Mengangkat tema kesadaran dan kontemplasi, semoga bermakna.
“Link” oil on canvas, 80cmX100cm, August 1st 2016
Terimakasih, salam.
“Dancer’s Hands Motions”, Oil on canvas, 70cm X 90cm, MosF, Dec. 2014.
My new oil painting on 70cm X 90cm canvas.
Kalimat lengkap ucapan Horatius ini, “carpe diem, quam minimum credula postero” yang berarti: “petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok.”
Maksud pepatah ini adalah menganjurkan orang untuk hidup dan memanfaatkan hari ini secara optimal tidak menunda sesuatu untuk hari esok, dengan begitu kita lebih dapat memanfaatkan waktu yang diberikan secara maksimal.
Baru saja saya menyelesaikan sebuah lukisan berjudul “4 Jendela” dengan cat minyak di kanvas berukuran 70cm X 90cm.
“4 Jendela”
Dari jendela pertama kulihat merah dan putih
Merah menyerah, putih merintih
Merahnya kabur, putih pun luntur
Dari jendela kedua kulihat emas segunung
Ditimang-timang si Upik dan Buyung
Putra putri kaum berjaya kenyang puji dan sanjung
Dari jendela ketiga kulihat manusia melata
Menunggu jatuhan remah roti tuannya
Demi secuil gula, siap membunuh sesama jelata
Dari jendela keempat kulihat hewan hewan berdasi
Jilat kesana kemari, injak di sana tindas di sini
melumat emas dan remah roti, rakus tak terperi
Hari ini saya menyelesaikan lukisan “Gadis Rambut Merah” dengan cat minyak di kanvas berukuran 100cm X 140cm.
Dalam lukisan ini dikisahkan proses akulturasi antar budaya nusantara dan dengan budaya global yang dialami seorang gadis Dayak. Di sebelah kiri adalah akulturasi budaya Dayak dengan budaya dari Jawa, dan di sebelah kanan akulturasi budaya Dayak dengan budaya global. Masing-masing bagian dilambangkan dengan ikon yang mewakili.
Inilah proses pembuatannya.
Thank God, tanggal 4 Pebruari 2014 lalu buku saya “UDER” dan “SANG PANGERAN” sudah launch di acara Banjarbaru Bookfair 2014 di kota Banjarbaru.
Dalam acara sederhana namun meriah, diskusi berjalan menarik.
Diramaikan oleh rekan-rekan kalangan sastra Banjarbaru, pers dan komunitas musik Punk, acara ini berjalan lancar.
Secara khusus saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ogi Fajar Nuzuli, Wakil Walikota Banjarbaru yang juga pecinta seni rupa dan sastrawan yang banyak membantu komunitas seni di Banjarbaru, Ibu Hj. Nurliani selaku Kepala Perpusda Banjarbaru dan juga penyelenggara BBF 2014, yang juga dibantu oleh rekan Benyamin, Bung Randu, Mbak Endang M, Sulistyono, Mbak Martha Krisna, Bung Ali Arsy, Max, David, Jabuk, Dhani, Budi Lanang, Ableh, Vanny W, Yudi Raden, Ully, Ade Ihsan, Mbak Loli, Bung Catur, Dik Zaki, Johan, Zain, Arul, Pak Radius, Pak Yulian Manan, dan sederetan rekan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Ini link untuk melihat video rekaman acaranya. http://www.youtube.com/watch?v=3afkylcq-gs&list=UUOSQpyzH_R9fxVmvhODvQvQ.