Listen to the Earth

Listen to the Earth, oil on canvas, 70 cm X 125 cm, MosF, September 2014.

CC MSB 1

MSB 7

Cipta Lagu Rohani: “Merpati Patah Sayap”

Pernah suatu ketika rasa kecewa menyesak, mendesak amarah yang sia-sia hingga akhirnya kembali pasrah berserah dan percaya bahwa segala rencanaNya adalah indah, dari semula rancanganNya bagi kita semua adalah masa depan yang cerah. Amen.

Berikut ini sebuah lagu kesaksian yang mengisahkan pergumulan yang sempat mengalihkan pandangan mata iman, terkaburkan oleh kelemahan diri.

Merpati Patah Sayap.mp4_snapshot_01.51_[2013.02.10_21.01.26]

Lagu ini dinyanyikan bersama anak saya nomor tiga, Priskila Liane Eterwei Madag0 (Yana).

MERPATI PATAH SAYAP (Klik judul untuk melihat video)
Lirik lagu Bagian 1.
Gundah hati trima lara jiwa
tergilas beban tak terperi
langit hitam duka kelam

Kubermohon asa doa resah
Terpanjat swara tanpa daya
Lewat lagu kuberseru

Reff 1.
Oh Tuhan ini anakMu
HambaMu sujud berserah
Pasrah bagai merpati
patah sayap diterpa badai

Bagian 2.
Tuhan tahu sgala luka hati
dan beban di jiwa anakNya
Dia obati Dia pulihkan

Dalam gelap nan pekat hidupku
Dia datang ulurkan tanganNya
Cahya berkat trang jalanku

Reff 2.
Tiada sungguh tiada
yang mustahil bagi Tuhanku
Nyata oh sungguh nyata
Kasih Yesus terbukti nyata

Reff 3.
Oh Tuhan terima kasih
Puji syukur hanya bagiMu
Kau ajaib penuh mujizat
Sungguh ajaib sungguh mujizat.

DARI TEPIAN RIMBA & SUNGAI KASIH,

LM, PEB. 2013

CIPTA LAGU ROHANI: “KRISTUS SEJATI”.

Galau? Jangan kuatir, bingung dan tidak tahu harus berbuat apa? jangan panik, Sang Pencipta tahu persis apa yang kita hadapi. Arahkan hati padaNya, bersama Dia ada jawaban dan jalan keluar. Cara saja dahulu kerajaan dan kebenaranNya, maka segalanya akan diberikan. Inilah kesaksian pribadi saya dan keluarga.

Kristus Sejati.mp4_snapshot_00.59_[2013.01.20_14.26.40]

Berikut lagu yang saya ciptakan sebagai kesaksian atas pengalaman tersebut.

“KRISTUS SEJATI” (Klik judul untuk menyaksikan video)

Di hari engkau pilu
pandanglah langit biru
Di malam engkau bimbang
tengoklah cahaya bintang

Itu semua bukti bahwa
Kristus Yesus
berkuasa selamanya
atas segala yang ada
di bumi di surga milikNya

Percaya hanya Dia
Kristus Sejati

Dari dasar hati,

Januari 2013,

Cipta Lagu Rohani Pujian & Kesaksian

Sebagai ucapan syukur pada Sang Pencipta alam semesta, saya mencipta beberapa lagu rohani pujian dan penyembahan. Sedikit demi sedikit akan di-upload, sebagai ungkapan kesaksian pribadi.

This slideshow requires JavaScript.

Silakan klik judul lagu di bawah ini.

1. Tebaran Debu,

2. Jaga Hatiku

3. Lord I need You

4. Pengharapan.

5. Satu Nama (Amsal 18:10)

6. Bakar Aku Tuhan.

7. Bermazmurlah Ungaran.

8. Yesusku, Jangan Tinggalkan Aku.

9. Air Sungai Tuhan.

10. Hari Baru.

11. Mazmur 112:4.

12. Sekuntum Melati Putih.

13. Tak Layak.

14. Tuhan adalah Penolongku (Ibrani 13:6)

Bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan lirik lengkapnya silakan kontak email saya di indoartwork@gmail.com. Lagu lainnya menyusul. Thank you, let’s praise and worship Him.

Lukisan Kesaksian & Pengakuan

DOA SYUKUR

Terimakasih Tuhan Yesus karena Kau memberikanku kesempatan merasakan kekurangan, sebab itulah aku mengerti makna bersyukur dalam kecukupan

Terimakasih Tuhan Yesus karena Kau memberikanku kesempatan berkelebihan, sebab itulah aku mengerti bahwa tak berbagi dalam kelebihan adalah kesalahan

Ampuni aku Tuhan karena menjauh dari Engkau dan terimakasih karena cobaan yang Kau ijinkan kuterima menyadarkanku…

Kini kumengerti betapa berharganya penyadaran dan betapa tak ternilainya sebuah kesadaran akan ketuhananMU!

Meski penyadaran itu berawal pahit dan kesesatan itu berawal manis, dengan kesadaran; pahit atau manis seharusnya senantiasa membuatku sadar, dan sadar membuatku senantiasa bersyukur.

 

“Muda menutup mata, tua merana”, Karya: Moses Foresto, 2010, Oil on Canvas, 110cmX140cm.

Teringat akan puisi tahun 2008, dalam bebal tak berbatas, kemunafikan merajalela… sang pendusta kembali terhilang…

DOA ANAK HILANG

Dengan cara yang lembut dan tepat, Tuhan bertindak keras kepadaku.

Ia tahu persis apa yang kuperlukan.

Seperti dinding yang kokoh pagarnya tegas pada saat aku lemah dan lelah, bukan untuk menghimpit namun menjadi penopang yang mengendalikan jalan hidupku agar tak roboh dan tersesat.

Tersesatlah aku karena tidak menghasilkan buah-buah Roh melainkan buah-buah kedagingan yang menjerat leher dan menyesatkan.

Telah kupilih sendiri,  hasilkan buah-buah dalam Roh dan kebenaran bukannya hasilkan buah-buah dosa namun tidakanku berlawanan dengan pilihanku, sebab aku lemah dan bodoh

Saat ini buah-buah dosa menjadi bebanku. Buah-buah itu mengejar dan tak rela melepaskanku.

Tamengku, Perisai yang baik telah kuretakkan dengan dosa-dosa tak terhingga, bahkan kubuang dan kutinggalkan

Sekarang saatnya aku menentukan tindakan

Menjadi seperti Kain yang mengobarkan amarah pada Tuhan dengan menyalahkan Habil serta orang benar lainnya

Menjadi seperti Saul yang mengandalkan kekuatan sendiri, mencari Tuhan dengan tidak layak dan tak berkenan

Menjadi seperti Simson yang menjadi tak taat setelah menerima berkat dan bertindak tanpa hikmat

Tidak Tuhan, jauhkan aku dari pilihan-pilihan itu, aku mau seperti Daniel yang menguduskan diri demi Allah yang hidup

Aku mau seperti Daud yang dengan hikmat menyesali perbuatannya, hidup benar, layak dan berkenan di hadapan Engkau Tuhan

Jika terlalu jauh dan berat untuk menjadi seperti Paulus, aku mau seperti Stefanus yang hidup dan mati dalam kebenaran

Tuhan, setiap kali berbuat dosa aku membukakan celah bisa dan racun mencelakakan jiwaku..

Tak terhitung kini dosa-dosaku

Tak terhitung pula racun di dalam jiwaku

Kini ya Bapaku, kuduskanlah kiranya aku dari segala macam racun itu

Dengan berperisaikan Engkau, hindarkanlah aku dari serangan Iblis.

Aku milikMu ya Tuhan

Engkau yang telah menebusku dari kesia-siaan dan membawaku kepada kemuliaan anak Raja, namun semua pernah kutinggalkan untuk hidup dalam penyiksaan dan mengarahkan hidupku pada api neraka dalam kekekalan

Ampuni aku… maafkan aku, Tuhan Yesus

Terimalah aku kembali, anak hilang yang tak tahu diri

Kini aku sadar dan mencari Engkau, ijinkan lagi aku menemukan Enkau dan menautkan diriku denganMu ya Allah.

Terimakasih Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Ungaran, 7 Oktober 2008

IJINKAN AKU KEMBALI, BAPA…

BERI HAMBA KEKUATAN…

MESKI BERKALI-KALI TERHILANG,

TERIMALAH HAMBA KEMBALI…

Ungaran, 24 Januari 2011

Lukisan: “Tenang dalam pelukan Roh-Nya”

"Tenang dalam pelukan Roh-Nya"

"Tenang dalam pelukan Roh-Nya"

“Tenang dalam pelukan Roh-Nya” (Moses Foresto, 2010) Oil on Canvas, 150cm X 190cm.

Tenang dalam pelukan Roh-Nya

Bumi kian gerah, sesak oleh hawa benci dan amarah

Udara beracun, badai api nafsu menggelora

Tanah menganga membara, siap menelan mentah-mentah

Dimana lagi kuharus berpijak?

Dengan apalagi kuharus bernafas?

Bagaimana kuharus hidup?

Buat apa kuhidup jika hanya untuk ditelan musuh?

Sedang hidup saat ini adalah penentu pilihan

Abadi bersama musuh dalam kelam nan ganas,

atau hidup dalam Dia dengan sejahtera melimpah

Sejauh mata memandang hanyalah gelap dan kobaran api

Titik-titik terang dimana-mana ditelan api, sisakan abu dan asap

Semua nyata, senyata diriku dan senyata panas menghanguskan

Lalu musuh dan berlaksa-laksa pasukan datang memburu

Lalu terdengar ajakan:

“Jangan panik atau takut. Tetaplah tenang. Pejamkan mata, hanya di dalam Roh dan kebenaran kau selamat!”

Kupejamkanlah mata dalam doa pada-Nya,

Lutut tertekuk dalam segala sesal dan ucap syukur

Kusujud memuji dan menyembah, hingga kutemui:

Hanya dalam Roh, bahaya nyata sirna

Hanya dalam Roh, api terangmu yang sejuk kian nyata mengatasi segala nyala api

Hanya di dalam Roh, aku dimurnikan, diberi ampunan pendamaian

Lalu Ia semakin erat memeluk aku

Aku pun hidup.

MosF, Ungaran, 21 Agustus 2010

Inilah proses pembuatan lukisan.

Garap lukisan "Tenang di pelukan Roh-Nya"

Garap lukisan "Tenang di pelukan Roh-Nya"

Billy kecil pun ikut membantu bersama kakaknya Yana Priskila dan Ima Jemima. Ha ha ha… thanks guys!

Dari geladak kapal penuh BerKaT (Bersyukur Kepada Tuhan!), Agustus 2010.

KUMPULAN PUISI MOSES FORESTO OKTOBER 2006-JANUARI 2007

Bapak

Bapak

SELAMAT JALAN PAK’E
(Puisi untuk ayah tercinta, R. Widagdo Kadyopranoto)

Tenanglah Kini Hatiku, lantunan terakhir buat bapak
Tanganmu dipegang teguh, Tuhan Yesus besertamu
Detik demi detik, maut mendekat, bapak tak lemah tak jua lelah berserah
Ajal menjelang, Mazmur berkumandang

Sengat maut musnah sudah
Tebusan Yesus tunai punah
Kelemahan duniawi lalu
Kekuatan surgawi berlaku

Otot susut, tulang menonjol
Kristus berseri-seri di binar mata menahan nyeri
Ragamu mengkerut, sakit tak terperi
Dalam lemah kuasaNya kian nyata

Terimakasih, Tuhan Yesus, terimakasih ya Bapa Surgawi
Puji Syukur bagi Yesus, kau pakai bapak jadi saksi
Teladan pahlawan iman tak surut oleh deraan ragawi
Kemenangan iman hingga tarikan nafas terhenti

Takkan perlawanan berakhir hingga Yesus memanggil
Kuat berdiri hingga gerbang rumah Raja
Sejahtera kekal buah laku adil
Pahlawan kami kini di surga

KEBANGGAAN

Terimakasih Tuhan Yesus, aku bahagia… aku bangga akan Engkau
Artiku tiada, maknaku tiada, kecuali Engkau
Layak aku lenyap, layak aku tiada, adaku hanya karena Kau
DuniaMu lebih pantas tanpaku

Terimakasih untuk dukacita dariMu, s’bab sejahteraku sejati olehMu
Melimpah energi abadi, mana? Minta! Minta! Beri aku Tuhanku, berilah sedikit untukku
Dustaku mati, kenapa aku mesti ikut mati?
Kenapa ku lari? Terus membeku dan tak peduli?

Lentera hidup, tanah bergerak
Pelita hati, batu karang retak
Mentari jiwa, jam berdetak
Mata tertutup, kepalaku meledak. Cemar!

AMIN, TERJAWAB

Waktunya tepat!
Jumlahnya benar!
Tekunku salah …
Sabarku hilang …

Perihal terjawab, adalah kesipan hatiku
Perihal tepat, adalah penyerahanku
Perihal mendapat, adalah ucapan syukurku
Perihal kepastian, adalah Engkau, sukacitaku

Ampun… ya ampun …
Aku yang menunda, aku pula menunggu

Saat terjawab kala ku bergegas pergi
Ternyata, oh Tuhan, ya… ampun… ampun…

KUSTA DAN BUTA

Aku si kusta dan aku si buta
Bukannya aku belum dijamah hingga sembuh
Sudah aku sembuh…
Sudah pula kudiberkati …

Sembuh membuatku najis…
Berkat membuatku buta …
Tahir membuatku sombong …
Melihat membuatku sesat …

PEMULIHAN

Melesak, menggebu, menggelegak
Menanti panen meledak dosa disemai
Berbunga berbuah hidangan mata jiwa
Daki menyusupi pori-pori

Sumbang nyanyian nurani
Batin merintih, kalah
Meletup mendidih, mendera amarah
Sejahteraku mati tak lagi suci

Pedih perih sayatan di biji mata
Berayun martil menghantam pelipis
Tak lagi tangguh berjaga di gerbang
Minyak kemana? pelita remuk

Tabah mendekat api
Sampah terbakar, ngengat dimurnikan tanpa sayap

SALEH KAIN GOMBAL

Kami yang suci berlutut berderet-deret menyebut namaMu
Air mata berlinang namaMu dikenang
Ooohhh inilah kami yang alim dan saleh…

Kami memuji, kompak dan merdu …
Kami lah pembersih gerejaMu
Kami lah saksi-saksiMu

Jiwa kami lapar mengais sampah
Saatnya berebut tahi dengan anjing dan lalat
Apa itu keselamatan? Apa itu kelaparan?

Lapar itu perih, hina itu biasa
Sumpah serapah itu pujian yang jujur
Jika pagi ini tak binasa, selamat sudah sehari

DIALOG DENGAN NURANI

Hey, aku. Ya, kau. Kau bejana rusak, memalukan!
Aku, kau memang tak berguna
Kau, jangan aku memaki aku lagi
Aku, kenapa kau tak mengaku?
Kau, baiklah aku mengaku, kau jadi saksiku

Baik, aku memang memalukan, lalu apa mauku, kau?
Bukan, kaulah mauku.
Baik, kita memang duet serasi
Tidak, kau harus dihancurkan dulu

Duet kita tak pernah lengkap
Berdua takkan mampu
Hanya kau yang adalah aku, dan aku yang adalah kau
Tak cukup, harus ada Dia agar bejana kita jadi

GAYA TARIK SURGA

Hidupku dalam gaya tarik bumi
Melawan, melangkahkan kaki ke atas
Jatuh jauh kakiku melangkah terus
Oh, gravitasi bumi…
Mana gravitasi surga …

TAHUKAH AKU, KETAHUILAH OLEHMU

Seandainya kupunya otak, kan kubor kepalaku
Seandainya kupunya nyali, kusuntikkan ke dalam hatiku
Kutanam dalam-dalam di kepala dan hatiku
Bahwa kupercaya kepadaMu
(Sayangnya, aku bodoh dan tak bernyali…)

Daud melayangkan matanya ke gunung-gunung
Daud tahu pertolongan datang dariMu
Daud tahu, aku pun tahu
Daud percaya, aku pun percaya
(Sayangnya, Daud berani dan aku gentar)

Pada tahtaMu saja aku berharap
Jangan lagi aku bodoh
Berikan aku nyali
Jadikan aku berani, tak gentar meniru Daud

BUSUK DAN MUNAFIK; ITULAH AKU!

Tanpa syarat dan tanya
Tanpa logika tanpa andai-andai
Terima semua tanpa menduga
Siapakah manusia?

Kardus bekas sisikan sampah
Tambahkan air comberan dan perut ikan busuk
Bungkus dengan jubah ungu
Selimuti lenan bertanda salib

Ooohhh… pembungkusku indah mewah
Tampaknya harum mewangi terang gemerlap
Mendebarkan hati menggugah rasa
Maju, majulah pahlawan kebanggaan dunia

Bujuklah semua, busukkan semua
Buahi semua, sengat semua
Perbanyak nanah, perbesar luka
Panggil bangkai lainnya

Terus, larilah lari
Lelah kaki seret lutut
Biarkan terluka
Teruslah menjauh, cobalah terus menjauh!

Yesus takkan menyerah
Yesus pasti datang menjamah
Pasti sembuh
Pasti selamat.