Saat paling nikmat adalah saat melukis. Tak ada kenikmatan yang sebanding berkhayal dan mewujudkan khayalan itu menjadi kenyataan. Walaupun kenyataannya hanya berupa wujud tak jelas di selembar kanvas atau deretan kata-kata yang sulit dimaknai.
Saat paling kelam adalah saat lukisan selesai. Kembali ke dunia nyata, memikirkan lagi uang belanja besok, uang rokok, bensin motor bututku, spp anak-anak, pulsa yang menipis dan seabreg-abreg tuntutan lain.
Setelah itu lukisan dipajang. Ibarat memancing, umpan sudah dilontarkan. Tinggal menunggu tanggapan. Dipajang sekian lama, buah cipta, rasa dan karsa itu tak lekang dimakan kebosanan. Khayalan itu hidup dan berpindah dari kepala-ke kepala, melontarkan daya ganggu seusil-usilnya.
Dipajang dan diatur, menunggu lirikan genit penikmatnya. Adakah yang sampai di hati. Transaksi memang ditunggu, namun pelukis bukan hanya mengikuti perut, imajinasinya lebih hidup saat terlontar apresiasi. Pijar semangat berkarya kembali menyala.
Baik atau buruk komentar Anda, akan sangat saya hargai.
Salam!