KUMPULAN PUISI MOSES FORESTO OKTOBER 2006-JANUARI 2007

Bapak

Bapak

SELAMAT JALAN PAK’E
(Puisi untuk ayah tercinta, R. Widagdo Kadyopranoto)

Tenanglah Kini Hatiku, lantunan terakhir buat bapak
Tanganmu dipegang teguh, Tuhan Yesus besertamu
Detik demi detik, maut mendekat, bapak tak lemah tak jua lelah berserah
Ajal menjelang, Mazmur berkumandang

Sengat maut musnah sudah
Tebusan Yesus tunai punah
Kelemahan duniawi lalu
Kekuatan surgawi berlaku

Otot susut, tulang menonjol
Kristus berseri-seri di binar mata menahan nyeri
Ragamu mengkerut, sakit tak terperi
Dalam lemah kuasaNya kian nyata

Terimakasih, Tuhan Yesus, terimakasih ya Bapa Surgawi
Puji Syukur bagi Yesus, kau pakai bapak jadi saksi
Teladan pahlawan iman tak surut oleh deraan ragawi
Kemenangan iman hingga tarikan nafas terhenti

Takkan perlawanan berakhir hingga Yesus memanggil
Kuat berdiri hingga gerbang rumah Raja
Sejahtera kekal buah laku adil
Pahlawan kami kini di surga

KEBANGGAAN

Terimakasih Tuhan Yesus, aku bahagia… aku bangga akan Engkau
Artiku tiada, maknaku tiada, kecuali Engkau
Layak aku lenyap, layak aku tiada, adaku hanya karena Kau
DuniaMu lebih pantas tanpaku

Terimakasih untuk dukacita dariMu, s’bab sejahteraku sejati olehMu
Melimpah energi abadi, mana? Minta! Minta! Beri aku Tuhanku, berilah sedikit untukku
Dustaku mati, kenapa aku mesti ikut mati?
Kenapa ku lari? Terus membeku dan tak peduli?

Lentera hidup, tanah bergerak
Pelita hati, batu karang retak
Mentari jiwa, jam berdetak
Mata tertutup, kepalaku meledak. Cemar!

AMIN, TERJAWAB

Waktunya tepat!
Jumlahnya benar!
Tekunku salah …
Sabarku hilang …

Perihal terjawab, adalah kesipan hatiku
Perihal tepat, adalah penyerahanku
Perihal mendapat, adalah ucapan syukurku
Perihal kepastian, adalah Engkau, sukacitaku

Ampun… ya ampun …
Aku yang menunda, aku pula menunggu

Saat terjawab kala ku bergegas pergi
Ternyata, oh Tuhan, ya… ampun… ampun…

KUSTA DAN BUTA

Aku si kusta dan aku si buta
Bukannya aku belum dijamah hingga sembuh
Sudah aku sembuh…
Sudah pula kudiberkati …

Sembuh membuatku najis…
Berkat membuatku buta …
Tahir membuatku sombong …
Melihat membuatku sesat …

PEMULIHAN

Melesak, menggebu, menggelegak
Menanti panen meledak dosa disemai
Berbunga berbuah hidangan mata jiwa
Daki menyusupi pori-pori

Sumbang nyanyian nurani
Batin merintih, kalah
Meletup mendidih, mendera amarah
Sejahteraku mati tak lagi suci

Pedih perih sayatan di biji mata
Berayun martil menghantam pelipis
Tak lagi tangguh berjaga di gerbang
Minyak kemana? pelita remuk

Tabah mendekat api
Sampah terbakar, ngengat dimurnikan tanpa sayap

SALEH KAIN GOMBAL

Kami yang suci berlutut berderet-deret menyebut namaMu
Air mata berlinang namaMu dikenang
Ooohhh inilah kami yang alim dan saleh…

Kami memuji, kompak dan merdu …
Kami lah pembersih gerejaMu
Kami lah saksi-saksiMu

Jiwa kami lapar mengais sampah
Saatnya berebut tahi dengan anjing dan lalat
Apa itu keselamatan? Apa itu kelaparan?

Lapar itu perih, hina itu biasa
Sumpah serapah itu pujian yang jujur
Jika pagi ini tak binasa, selamat sudah sehari

DIALOG DENGAN NURANI

Hey, aku. Ya, kau. Kau bejana rusak, memalukan!
Aku, kau memang tak berguna
Kau, jangan aku memaki aku lagi
Aku, kenapa kau tak mengaku?
Kau, baiklah aku mengaku, kau jadi saksiku

Baik, aku memang memalukan, lalu apa mauku, kau?
Bukan, kaulah mauku.
Baik, kita memang duet serasi
Tidak, kau harus dihancurkan dulu

Duet kita tak pernah lengkap
Berdua takkan mampu
Hanya kau yang adalah aku, dan aku yang adalah kau
Tak cukup, harus ada Dia agar bejana kita jadi

GAYA TARIK SURGA

Hidupku dalam gaya tarik bumi
Melawan, melangkahkan kaki ke atas
Jatuh jauh kakiku melangkah terus
Oh, gravitasi bumi…
Mana gravitasi surga …

TAHUKAH AKU, KETAHUILAH OLEHMU

Seandainya kupunya otak, kan kubor kepalaku
Seandainya kupunya nyali, kusuntikkan ke dalam hatiku
Kutanam dalam-dalam di kepala dan hatiku
Bahwa kupercaya kepadaMu
(Sayangnya, aku bodoh dan tak bernyali…)

Daud melayangkan matanya ke gunung-gunung
Daud tahu pertolongan datang dariMu
Daud tahu, aku pun tahu
Daud percaya, aku pun percaya
(Sayangnya, Daud berani dan aku gentar)

Pada tahtaMu saja aku berharap
Jangan lagi aku bodoh
Berikan aku nyali
Jadikan aku berani, tak gentar meniru Daud

BUSUK DAN MUNAFIK; ITULAH AKU!

Tanpa syarat dan tanya
Tanpa logika tanpa andai-andai
Terima semua tanpa menduga
Siapakah manusia?

Kardus bekas sisikan sampah
Tambahkan air comberan dan perut ikan busuk
Bungkus dengan jubah ungu
Selimuti lenan bertanda salib

Ooohhh… pembungkusku indah mewah
Tampaknya harum mewangi terang gemerlap
Mendebarkan hati menggugah rasa
Maju, majulah pahlawan kebanggaan dunia

Bujuklah semua, busukkan semua
Buahi semua, sengat semua
Perbanyak nanah, perbesar luka
Panggil bangkai lainnya

Terus, larilah lari
Lelah kaki seret lutut
Biarkan terluka
Teruslah menjauh, cobalah terus menjauh!

Yesus takkan menyerah
Yesus pasti datang menjamah
Pasti sembuh
Pasti selamat.